Rabu, 04 Mei 2011

Ku Terbangun Bersama Mentari

Menyusuri setiap jalan setapak demi setapak bertelanjang kaki
Mencoba Mencari arti dari cinta yang suci
Dari tempat-tempat yang sudah tersembunyi
Tidak untuk kujual, tapi tuk ku simpan sebagai penghias di istana hatiku
Dalam gubuk reot jiwaku

Malam tak bergeming
Menghantarkan kesunyian ku terlelap…diam dalam lubuk hati yang bergejolak
Nada-nada kepedihan kian merasuk
Menari bersama aliran darah dan menggemeretakkan tulang rusuk
Terpaku…aku dalam kebimbangan
Terjatuh…aku dalam duka nestapa
Tak dapat lagi ku terbang dan menari indah di angkasa
Karena sayap ku kian patah
Tak ada lagi nyanyian rindu
Karena pita suaraku terhimpit rasa ragu
Huh!!! semoga ini cepat berlalu
Pagi ini ku becermin
Menatap gelapnya dia
Menatap sedihnya dia
Dalam balutan beban
Senyum yang terlontarkan seakan menutup pedihnya hati
Jubah ketegaran yang di kenakan menutupi rapuhnya jiwa
Bertahan dalam badai yang memang seharusnya menggeleparkannya
Hanya keyakinan pada Kasihnya yang membuat kematiannya dia hardik
Lihat mata itu…penuh linangan air mata yang tertahan atau memang di tahan?
Lihat senyum itu…penuh dengan kepalsuan atau di palsukan?
Huh…tak tahan ku menatapnya
Karena ku tahu dia lemah…dia sudah tak kuasa
Dia mencambuk dirinya sendiri biar berlari
Dia meminum keringatnya tuk memuaskan dahaganya
Dia coba lewati duri agar dia terus terjaga dan berjalan menuju akhir dari semua
Yah dia…
Yah aku…
Dia? atau aku?
Aku? ataukan dia?



Djisamsoe 10 April 2011.

Tidak ada komentar: