Minggu, 17 April 2011

Senandung Nurani

I know you want to hear me speak
But I’m afraid that if I start to
I’ll never stop
Bermimpi tentang masa depan adalah sesuatu yang mengasyikan. Tak pernah jemu untuk melakukannya. Mendesainnya pun adalah hal yang paling menarik, menapaki kemungkinan-kemungkinan jejak langkah pada satu episode kehidupan. Pasti ajaib rasanya jika melalui semua itu pada suatu ketika. Termasuk untuk bertemu dengan “mu” rahasia dibalik waktu itu.
Sering aku sendiri takut untuk berbicara tentang “mu”. Khawatir kalau-kalau ekspektasiku berlebihan, dan ternyata itu bukan “kamu”. Aku pernah tertipu dalam sebuah episode hidup, karena tadinya aku sungguh-sungguh menyangka itu “kamu” yang datang. Tapi ternyata, itu bukan “kamu”, sebab itu tak berhenti selamanya dalam perniagaan hidup denganku. Do you know what?? Because he’s the looser. Itu hanya datang sesaat dan mengembangkan sekian banyak harapan lalu meremukannya.
Aku rasa “kamu” tahu dengan pasti, bagaimana hati wanita itu. Begitu pula hatiku. Ibarat keramik, cantik, kuat, tangguh, tapi juga rapuh. Jika diberi tekanan terus menerus ia juga akan hancur. Dan, aku yakin “kamu” juga tahu bahwa jika hati sudah hancur sulit untuk merekatkannya kembali. Dan sekarang aku sudah berdiri dengan hati yang baru diperbaiki. Susah sekali merekatkannya kembali kalau “kamu” mau tahu. Makanya, sekarang aku tak berminat lagi untuk mencari “kamu”, tak berminat juga untuk menunggu “kamu”.
Passion untuk “kamu” masih ada, dia tidak mati. Aku membuatnya tidur, sampai suatu ketika benar-benar “kamu” yang datang. Bukan sebuah selentingan dan kabar burung atau terkaan-terkaan ketika “kamu palsu” yang datang. Passion itu kuistirahatkan, hingga kelak “kamu” sendiri yang membangunkannya. Pahami ini, aku tak berminat untuk menunggu”mu”, mencari”mu atau apapun, jadi jangan mengharapkan apapun yang bagaimanapun dariku.
Mau tahu sesuatu?? Membosankan menunggu”mu”. Membosankan sekali. Aku jenuh, kalau itu yang ingin kamu ketahui dalam proses menunggu itu. Seolah-olah aku tak punya hal lain yang bisa dikerjakan. Hidup itu roda yang berputar, seperti mesin, seperti otak..terus berjalan…hidup itu waktu. Dan jika “kamu” bertanya, apa aku menunggu”mu”…akurasa aku tak perlu bilang “maaf” untuk mengawali kata-kata setelah ini..sungguh..aku tidak menunggu”mu”.
Aku hanya menjalani kehidupanku sebagai mana mestinya. Menikmati kehidupanku, sampai tiba waktunya “kamu” dan aku dipertemukan dalam sebuah episode yang tertulis di Lauhul Mahfuzh.
Tapi tak bisa bohong. Aku juga manusia, mendambakan”mu”. Masalahnya, hanya belum waktunya. Itu juga kan yang “kamu” tekankan dalam diri”mu” ketika ada seseorang yang datang dalam hidup”mu”. Seseorang yang istimewa yang “kamu” sangka aku.Lalu “kamu” berikan perhatian”mu” padanya, sepenuhnya atau mungkin “kamu” sedikit bermain-main hati dan mengujinya untuk meyakinkan diri”mu” bahwa dia layak untuk”mu” dan dialah aku bagi”mu”. Hei..bagaimana bila itu bukan aku??? Jangan trial dan eror untuk hal ini, hati jangan dibuat trial dan eror.
Aku sarankan, jika “kamu” sedang melakukan itu..hentikanlah! berfikirlah, bagaimana jika aku yang diperlakukan seperti itu oleh seseorang yang aku sangka “kamu”?? takkah diri”mu” kesal jika mengetahui itu? “kamu” menginginkan diriku yang terjaga kan? Maka jagalah diri”mu”. Hetikanlah pemikiran-pemikiran”mu” tentangku dan impian-impian itu. Yakinlah, jika kelak tiba waktunya. “kamu” akan bertemu aku.
Ketahuilah…aku disini juga merindukan”mu”. Merindukan saat-saat yang belum bisa kujelang sampai “kamu” datang. Rindu untuk merencanakan kehidupanku bersama”mu”. Berkelakar ria tentang petualangan-petualangan hidup, mebaca peta bersama, dan segalanya bersama”mu”. Tapi kupendam semuanya..kubiarkan ia tidur..kutumpuk semuanya dalam satu ruang dihatiku hingga datang waktu itu. Ketika “kamu” datang dan mengikatku selamanya dalam khazanah yang juga “kamu” impikan. Maka, tumpuklah keinginan itu. Hingga aku datang pada “mu”.
Sulitkah bagi”mu”?? sama..aku pun demikian. Tapi aku belajar untuk bertahan, sungguh..aku tak ingin tertipu lagi bertemu “kamu palsu”. Sebab aku menginginkan”mu”….membutuhkan”mu”. Aku tahu “kamu” sedang belajar di sana. Belajar menempa diri hingga kelak “kamu” bisa jadi pendamping untukku dan anak-anakku kelak. Entah dimana diri”mu” sekarang, dan kurasa pertanyaan yang ada dibenak”mu” sama denganku tentang keberadaan diriku. Bertahanlah…tunggu..aku juga sedang belajar menempa diri agar kelak aku bisa “kamu” banggakan.
Aku bukan pria yang romantic kalau “kamu” mau tahu. Aku hanya belajar untuk bersikap jujur pada diriku sendiri. Jadi kata-kata ini adalah kata-kata jujur yang ingin kusampaikan pada”mu”. Ketahuilah…apapun yang bagaimanapun “kamu” saat bertemu nanti, I love the way you are..sebab “kamu” takdirku..dan aku takdir”mu”.
Aku tak akan bertanya kabar”mu”. Sebab bagaimanapun “kamu” di sana, belum hak ku untuk tahu. Tapi nanti, ada saatnya, ketika “kamu” harus selalu menjawab segala tanyaku. Dan..sekali lagi, passion itu kupendam, tak juga bersabar atau menunggunya. Kubiarkan saja begitu. Seperti aku bilang, aku tak berminat menunggu”mu” dan tak berminat mencari”mu”.
Tadinya..aku tak ingin bicara, karena aku tahu jika aku bicara, aku takkan berhenti..lebih-lebih jika tentang”mu”. Tapi..semua ini kubiarkan mengalir. Karena aku sedang menjebak diri dalam fase tentang”mu”. Biarkan kuungkapkan semua disini. Lalu kemudian, aku berlalu lagi..meneruskan proses belajar dalam universitas kehidupanku. Oh..iya..aku serius tentang kebosananku segalanya tentang”mu”. Makanya, “kamu” tak kupikirkan pada banyak waktu..hanya jika aku teringat bahwa manusia itu diciptakan berpasang-pasangan seperti saat ini saat aku melihat kawanku menemukan final destination-nya. Hanya disaat-saat seperti ini aku berfikir tentang keberadaan”mu”. By the way, apakah “kamu” real??
Tak ingin berandai-andai dan berangan-angan tentang”mu”. Sebab, aku tak ingin ekspektasiku berlebihan atas”mu”..”kamu”..dimanapun “kamu”..”kamu” siapapun “kamu”…jika waktu itu tiba ini yang ingin kukatakan..
I want you to know
You belong in my life
I love the hope
I see in your eyes
For you I would fly
At least I would try
For you I’ll take
The last flight out
Maka saat itu…semoga “kamu”benar-benar bisa menjadi sahabat untukku, untuk anak-anakku dan keluargaku, dan masyakarakat lainnya..
Sampai waktu itu tiba..kubiarkan semuanya berada terkunci dalam ruang yang rahasia di hatiku. Hingga “kamu” sebenarnya “kamu” datang dan membukanya. Dan hingga saat itu tiba..tak ada seorang pun yang akan mendapatkan ijin untuk sekedar bermain hati denganku, sebab aku ingin “kamu” juga tidak bermain hati dengan hati manapun. Adil kan???
This is the sound of my heart…semoga Allah menyampaikan ini pada”mu” dengan perantara tak terduga oleh akal pikiranku…

Tidak ada komentar: