Habis sholat isya tadi malam, mata ini agak mengantuk dan penginnya mau tidur. Akhirnya saya bawa rasa kantuk ini ke dzikir dan malah akhirnya tidak ngantuk. Jam 20.30 WIB, akhirnya saya ambil motor dan lalu pergi silahturahmi ke pak yai. Setelah ketemu omong punya omong akhirnya beliau cerita kalau iparnya sakit dan harus operasi. Akhiirnya setelah omong punya omong saya memberanikan diri untuk sedikit cerita soal hubungan antara penyakit dan perilaku. Alhamdulillah beliau menerima dengan baik malah akhirnya menegaskan bahwa psikoterapi yang saya sampaikan itu benar karena Ibnu Sina sendiri sudah menyampaikan bahwa semua penyakit itu berasal dari hati dan kalau mau sembuh ya harus dari diri sendiri dulu. Akhirnya beliau mengajak saya ke rumah sakit untuk menemui iparnya itu.
Jam 10 an kami tiba di RS dan singkat saja akhirnya saya sampaikan soal psikoterapi itu mengingat kalau penyakitnya itu jadi dioperasi, min. biaya yang diperlukan adalah 5 – 7 jutaan. Mengingat ilmu psikoterapi emang rada aneh kedengarannya, maka saya sampaikan sehalus mungkin mengingat beliau ini adalah hafidz quran, biar tidak menyinggung perasaannya dan saya kasih contoh beberapa kasus dengan sakit yang sama tetapi tidak perlu operasi. Saya sampaikan kalau penyakit Kista itu kunci utama asalnya adalah rasa jengkel atau marah yang terpendam terhadap suami. Kalau mau sembuh, kuncinya adalah minta maaf sama suami dan lalu mohon ampun kepada Allah atas sifat jengkel tersebut. Lalu berikutnya adalah berdoa mohon kesembuhan serta mau merubah semua sifat jengkel penyabar dan pemaaf.
Mendengar penjelasan itu, beliaunya bertanya balik, mosok hanya sholat tahajud bisa menyembuhkan penyakit. Menjawab pertanyaan beliau, saya ambil surat As-Syuura ayat 30 dan 31 serta Surat Al Israa’ ayat 79 dan Surat As-Syuuara’ ayat 80 dan 81. Kalau tertarik saya bersedia membantu mengantarkan ke teman saya, dokter psikoterapi pumpung malam ini ada di Kudus. Beliau tidak mencounter dan nampaknya tidak tertarik dengan informasi yang saya sampaikan. Karena beliau tidak tertarik ya ndak apa-apa akhirnya saya alihkan pembicaraan ke soal lainnya dan jam 11 malam akhirnya saya pamitan pulang. Jadi saya tidak perlu ngotot agar beliau mau menerima penjelasan ini dan terserah beliau saja toh yang sakit adalah istrinya.
Kesimpulan yang saya ambil adalah tidak mudah menerima sesuatu yang baru dan sesuatu yang kelihatan sepele itu cenderung diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar