Rabu, 04 Mei 2011

Pelangi Kehidupan

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Bila rindu adalah rasa sakit yang tak menemukan muaranya
Penuhilah rasa sakitku dengan rinduku padaMu (ya Allah)
Dan.. jadikanlah kematianku sebagai muara pertemuanku denganMu (ya Allah)
Amin ya Allah ya Rabbal Alamin

PadaMu kumohon... padaMu ku minta
Ingat kepadaMu tiap waktu
Dimana ku berada.. kemana ku kan pergi
Jagalah dan lindungilah aku
Ingatkan.. apabila aku melangkah keliru
Sadarkanku kembali pada kebenaran
Ingatkan ku berdo'a memohon ampun dosa
Agar hidupku selalu tenang dan mencapai ridhaMu
Akan ku jalani semua ini dengan penuh rasa ikhlas dan tawakal

Tak ada sesal di hatiku atas semua yang telah terjadi pada diriku
Aku akan selalu tersenyum menyambut datangnya fajar di pagi hari
Yang terbias indah di tengah hangatnya dekapan awan putih
Akan kulalui hari-hariku di tengah cerahnya sinar sang mentari
Dan di tengah kelembutan cahaya bulan di waktu malam

Kehidupan ini laksana pelangi
Beraneka ragam warna kehidupan akan kita hadapi
Ada kalanya kita sehat dan sakit
Ada kesedihan dan kebahagiaan
Ada rindu dan kecewa
Ada susah dan senang
Juga ada pertemuan dan perpisahan

Jalanilah pelangi kehidupan itu
Dan hiduplah seindah warna warna pelangi
Walau penuh dengan lingkaran warna hitam dibelakangnya
Namun tetap indah menyenangkan bagi yang melihat kehadirannya? Djisamsoe, 21 April 2011

Ku Terbangun Bersama Mentari

Menyusuri setiap jalan setapak demi setapak bertelanjang kaki
Mencoba Mencari arti dari cinta yang suci
Dari tempat-tempat yang sudah tersembunyi
Tidak untuk kujual, tapi tuk ku simpan sebagai penghias di istana hatiku
Dalam gubuk reot jiwaku

Malam tak bergeming
Menghantarkan kesunyian ku terlelap…diam dalam lubuk hati yang bergejolak
Nada-nada kepedihan kian merasuk
Menari bersama aliran darah dan menggemeretakkan tulang rusuk
Terpaku…aku dalam kebimbangan
Terjatuh…aku dalam duka nestapa
Tak dapat lagi ku terbang dan menari indah di angkasa
Karena sayap ku kian patah
Tak ada lagi nyanyian rindu
Karena pita suaraku terhimpit rasa ragu
Huh!!! semoga ini cepat berlalu
Pagi ini ku becermin
Menatap gelapnya dia
Menatap sedihnya dia
Dalam balutan beban
Senyum yang terlontarkan seakan menutup pedihnya hati
Jubah ketegaran yang di kenakan menutupi rapuhnya jiwa
Bertahan dalam badai yang memang seharusnya menggeleparkannya
Hanya keyakinan pada Kasihnya yang membuat kematiannya dia hardik
Lihat mata itu…penuh linangan air mata yang tertahan atau memang di tahan?
Lihat senyum itu…penuh dengan kepalsuan atau di palsukan?
Huh…tak tahan ku menatapnya
Karena ku tahu dia lemah…dia sudah tak kuasa
Dia mencambuk dirinya sendiri biar berlari
Dia meminum keringatnya tuk memuaskan dahaganya
Dia coba lewati duri agar dia terus terjaga dan berjalan menuju akhir dari semua
Yah dia…
Yah aku…
Dia? atau aku?
Aku? ataukan dia?



Djisamsoe 10 April 2011.

Kehidupan Manusia Ibarat kehidupan Semut, Laba-Laba dan Lebah

Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an. An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya.
Lain lagi uraian Al-Qur'an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang paling rapuh [Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an - "atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal" [An Nahl; 16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga. Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini. Ada yang berbudaya 'semut'. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'. Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe 'laba-laba' yang ada di sekeliling kita. Yang hanya berpikir: "Siapa yang dapat dijadikan mangsa".
Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : "Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya"
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!

Abah

Sosokmu selalu hadir dalam bayangku
Kasihmu selalu melekat dalam hatiku
Cintamu selalu ada dalam setiap langkahku

Abah…
Begitu banyak pengorbanan yang kau berikan,
Untukku dan keluarga
Begitu banyak tetes keringat dan aktifasi pikiran yang kau dedikasikan
Untuk memapah hidup kami

Abah…
Kau sosok yang ku cari dalam kehampaaan dan skeptisku
Kau cahaya ketika aku terpuruk
Dalam gelapnya gemerlap dunia

Abah…
Aku terus bermunajat kepadaNya
Untukmu selalu
Ku memohon kepada ilahi
Agar Abah selalu dilimpahi karunia agungNya
Dan selalu memperolah ridhoNya
Abah…
Apakah engkau tahu, ananda sangat menyayangi Abah..
Ananda sangat rindu saat
Tafakkur,tadzakkur, bersama dengan Abah
Ananda sangat rindu event-event seperti itu

Abah..
Dengan doa dan motivasi darimu
Aku akan terus berikhtiar untuk tholabul ilmi li mardhotillah
Yang esensinya kelak ananda aktualisasikan untukmu
Ku ingin jadi insane yang anfauhum linnash wa ahsanuhum khuluuqa.
Suatu katua yang selalu kutancapkan di sanubari dank u tuturkan melalui lisan dan
Akn ku implementasikan melalui karya
Adalah “ Ananda sayng dan bangga kepada Abah”
Sukron jazilan ya ilahi..
Atas karunia yang sangat berharga untukku.
Yaitu Abah dan keluargaku.




Diensamsoe,(01:33)
23 April 2011

Ta`allum

Kalau aku ini satu maka aku adalah tiada
Kalau pijakmu jengah maka aku terbang saja
Kalau aku awan dan kalau saja kamu bintang
Maka layaknya sihir, lebih baik langit melenyap
Karna lalu buat apa ada renggang di antara jariku
Buat apa dicipta hati yang luas
Kalau bukan jadi tempatmu mengadu
Karna lalu buat apa ada dua
Kalau yang ada hanya aku
Dan di sisi yang lain hanya ada kamu
Jadi di sinilah kita, di satu peraduan yang sama
Belajar tertawa, belajar menangis
Belajar mengajar, belajar mendengar
Di sinilah kita
Belajar



Djisamsoe, 05 April 2011